Manggarai,berita1.info-
Gelombang abrasi kembali menunjukkan keganasannya di pesisir Kabupaten Manggarai. Kali ini, rumah milik Matias Masol (70), seorang warga Dusun Mondo, Desa Robek, Kecamatan Reok, mengalami kerusakan parah dan sebagian roboh, terutama bagian depan. Akibat terjangan air laut yang terjadi pada Februari 2025 lalu, rumah tersebut kini tidak layak huni, meninggalkan duka mendalam bagi Matias dan keluarganya.
Dengan nada pilu, Matias menceritakan bagaimana rumah yang selama ini menjadi tempat berlindung ambruk tak berdaya dihempas abrasi. "Akibat abrasi, rumah kami ikut roboh. Kami berharap di dusun ini dibangun tanggul penahan air laut karena tempat tinggal kami ini berada di pinggir laut," ungkapnya lirih pada Selasa (8/4/2025).
Ironisnya, pasca kejadian, aparat Desa Robek sempat mendatangi lokasi dan mendokumentasikan kondisi rumah yang hancur. Namun, hingga saat ini, belum ada langkah nyata yang diambil untuk membantu Matias dan keluarganya. "Hingga saat ini kami tidak memiliki tempat tinggal yang layak untuk ditempati," tutur Matias dengan nada putus asa.
Kesedihan yang sama dirasakan oleh Oliva Nul (56), tetangga korban. Ia menyaksikan betapa berat dampak abrasi terhadap kehidupan Matias. "Kami selaku tetangga, turut prihatin terhadap musibah itu. Sudah lama kami mengusulkan pembangunan tanggul penahan air laut di Dusun Mondo ini, tapi belum ada tindakan dari Pemerintah Desa Robek," jelas Oliva dengan nada prihatin.
Oliva berharap Pemerintah Desa Robek segera bertindak cepat membangun tanggul di wilayah Kampung Ojang, Dusun Mondo. Langkah ini dinilai krusial untuk meminimalisir risiko abrasi yang terus mengintai rumah-rumah warga lainnya di sepanjang pesisir.
Menanggapi kejadian ini, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai-NTT menjelaskan prosedur penanganan bencana di wilayahnya. "Secara aturan atau protapnya, BPBD Manggarai akan menunggu hasil laporan bencana sesuai pemeriksaan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) selaku institusi yang mengawasi kami," ujarnya melalui sambungan telepon pada Selasa (08/04/2025).
Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan dan harapan di benak warga. Di satu sisi, prosedur yang ada menunjukkan kehati-hatian dalam penanganan anggaran bencana. Namun, di sisi lain, warga seperti Matias sangat membutuhkan tindakan cepat dan nyata untuk memulihkan kehidupannya.
Kisah pilu Matias Masol ini menjadi pengingat betapa rentannya masyarakat pesisir terhadap ancaman abrasi. Lebih dari sekadar kerusakan fisik, abrasi merenggut rasa aman dan kenyamanan tempat tinggal. Harapan kini tertumpu pada Pemerintah Desa Robek dan Pemerintah Kabupaten Manggarai untuk segera memberikan solusi konkret, tidak hanya membangun kembali rumah yang roboh, tetapi juga membangun infrastruktur penahan abrasi yang dapat melindungi seluruh warga Dusun Mondo dari ancaman serupa di masa depan. Pendidikan dan kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana juga perlu ditingkatkan di tengah masyarakat pesisir agar mereka lebih siap menghadapi tantangan alam.
Penulis: Piter Bota